Kenapa Antrian Operasi Dengan BPJS Sangat Lama Sekali?

Oleh Dr. Erta Priadi Wirawijaya Sp.JP - "Ngga bisa disembuhkan pake obat dok?" tanya seorang wanita berusia 30 tahun yang ternyata sebelumnya berhasil melahirkan dua orang anak dengan susah payah karena sempat mengalami sesak saat melahirkan tapi alhamdullilah selamat.

"Tidak bu, kelainan jantung yg ibu miliki adalah kelainan mekanik karena penyakit jantung bawaan (PJB). Sekat antar ruang jantung seharusnya utuh, sehingga peredaran jantung kanan dan jantung kiri tetap terpisah. Sementara pada kasus ibu, sekat antar atrium / serambi jantung bolong." Sembari menunjukkan gambar dibawah. Bisa dilihat terdapat kebocoran antar serambi jantung atau Atrial Septal Defect (ASD).

"Dampaknya apa dok?"

"Darah dari jantung kiri seharusnya dialirkan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan tubuh, tapi karena ada kebocoran, sebagian malah kembali ke jantung kanan dan masuk lagi ke paru-paru. Kalau dibiarkan, hal ini akan meningkatkan tekanan darah di paru-paru (hipertensi pulmonal) yang perlahan dapat merusak sistem pembuluh darah paru sehingga tekanan darah di paru terus meningkat. Kalau rusaknya sudah terlalu parah dan tekanan paru sudah terlalu tinggi, maka aliran darah justru akan terbalik, dari jantung kanan ke jantung sebelah kiri. Kalau ini sudah terjadi, tindakan / operasi untuk menutup kebocoran sudah terlambat dan tidak bisa lagi dikerjakan."

"Apa untuk kasus saya masih bisa ditutup dok?"

"Alhamdulillah masih bu, bisa ibu lihat sendiri aliran darahnya, yang merah ini, masih datang dari sisi kiri, masuk ke kanan jantung."

"Kira-kira saya punya waktu berapa lama dok sampai paru-paru saya rusak permanen?"

"Tidak bisa diprediksi bu, tapi sebaiknya jangan ditunda. Cepat saja ditutup lubangnya."

"Bagaimana cara menutupnya dok?"

"Bisa dua cara, dengan tindakan minimal invasif bisa dimasukkan kateter / selang kecil ke arah jantung melalui pembuluh darah. Setelah berada di tempat yang bocor tadi bisa dipasang alat seperti payung bernama Atrial Septal Occluder atau ASO yang fungsinya menutup kebocoran tadi. Untuk memastikan bisa tidaknya dipasang ASO nanti dokter di RS rujukan akan memeriksa lebih lanjut apakah secara anatomis memungkinkan / tidak. Kalau tidak untuk menutupnya harus melalui operasi."

"Berapa biayanya dok?"

"Pastinya saya tidak tahu, berbeda tiap RS, mungkin di kisaran 50-100 juta."

Saat itu terlihat jelas muncul kekhawatiran di raut muka sang pasien dan keluarganya.

"Kalau soal biaya, ibu tidak usah khawatir, ibu daftar saja BPJS. Tindakannya ditanggung kok oleh BPJS."

Walau kecil, bisa saya lihat ada senyuman di muka sang ibu.

"Saya paham berita ini pasti mengagetkan ibu sekeluarga, tapi ibu tidak usah cemas, karena masih mungkin untuk diambil tindakan. Kalau sudah ditutup, insyallah ibu bisa sehat lagi nanti."

Senyum sang ibu semakin lebar lagi. Alhamdullilah beritanya diterima baik. Semoga segala sesuatunya lancar ya bu.


Pasien Dijadwalkan Operasi Tapi Antrian Sangat Panjang 


Tidak lama setelah kejadian itu, ada lagi kasus penyakit jantung bawaan (PJB). Seorang anak, masih diusia remaja. Datang dengan keluhan sesak. Bibirnya kebiruan. Saturasi oksigen darahnya hanya sekitar 80-85%. Anak ini sudah diketahui memiliki VSD sejak usia 4 bulan. Tapi karena saat itu tidak ada biaya, tidak diobati. Setelah ada sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), barulah pasien dibawa keluarganya berobat. Sudah di kateterisasi sekitar 1 1/2 tahun yang lalu di ibukota negara. Katanya masih bisa dioperasi. Akhirnya pasien dijadwalkan operasi. Tapi ternyata antrian-nya sangat panjang. Jadwal operasinya ditunda dan ditunda lagi hingga akhirnya... Terlambat untuk dikerjakan. :(


Masalah Yang Terjadi Sejak Adanya JKN BPJS Kesehatan


Dengan keberadaan JKN yang dijalankan BPJS, banyak saudara kita yang tadinya tidak bisa berobat karena sakitnya memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang lebih baik. Ini adalah kemajuan yang harus disyukuri...

Sayangnya meningkatnya jumlah pasien secara signifikan di era JKN, tidak dibarengi dengan meningkatnya fasilitas layanan kesehatan dan SDM-nya. Akibatnya daftar waktu tunggu untuk banyak tindakan menjadi panjang... Dan mematikan untuk banyak pasien.

Kenapa Antrian Operasi Dengan BPJS Bisa Sangat Panjang?


Kenapa bisa panjang? Selain masalah keterbatasan fasilitas dan SDM tadi. Tindakan tertentu, hanya mungkin dikerjakan di RS dengan kelas RS yang tinggi. Tindakan operasi PJB misalnya, hanya mungkin dikerjakan di RS Nasional atau RS kelas A karena tarifnya memang memungkinkan. Dibawah itu, walau SDM nya mampu, terpaksa harus dirujuk karena alasan tarif terlalu rendah tadi. Cukup banyak tindakan operasi yang terpaksa harus dirujuk karena tarif terlalu rendah. Akibatnya, terjadi penumpukan operasi / tindakan di banyak RS rujukan. Antriannya bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun lamanya.

Baca Juga : Kenapa di RS Negeri Bisa Ditanggung, di RS Swasta Tidak?

Hal ini sebaiknya secepatnya dibenahi... Sehingga lebih banyak lagi nyawa manusia yang bisa diselamatkan. Setuju?

Semoga dibaca oleh yang buat kebijakan dan ada perubahan yang lebih baik.

Please share if you care.

Penulis: Dr. Erta Priadi Wirawijaya Sp.JP
Beliau adalah dokter pemerhati BPJS RS Swasta