Kisah Sukses BPJS Kesehatan Di RS Swasta
Tarif INA-CBGs sebagai stadar tarif klaim dari RS ke BPJS dinilai terlalu rendah. BPJS Kesehatan membayar RS sesuai nilai klaim berdasarkan INA-CBGs, tidak ada urusan dengan pasien dapat pelayanan apa. Rugi atau untung, itu resiko RS.
Biasanya hal ini tidak masalah untuk RS pemerintah. Tapi untuk RS swasta, mungkin bisa jadi masalah. Sistem sekarang yang menyamakan tarif INA CBGs untuk RS pemerintah maupun swasta memang rentan masalah. RS swasta bisa bekerja sama dengan BPJS, tapi "setengah hati", artinya masih menarik biaya tambahan dari pasien.
Tapi ternyata ada juga beberapa kisah sukses RS swasta yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Berikut beberapa kutipan beritanya.
Rochmad Romdoni dan kisah sukses BPJS di RS swasta
Jakarta (ANTARA News) - Boleh saja alergi pada BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan, tetapi sembrono jika menyimpulkannya membuat rumah sakit menurunkan kualitas layanan atau merusakkan keseimbangan bisnis rumah sakit.
"Jika manajemennya kreatif, BPJS malah menghidupkan bisnis rumah sakit," kata Prof. DR. Dr. Rochmad Romdoni, Sp PD. Sp JP (K), Direktur Utama Rumah Sakit Islam Jemursari, Surabaya, kepada ANTARA News pertengahan Agustus lalu.
Selengkapnya di:
http://www.antaranews.com/berita/516545/rochmad-romdoni-dan-kisah-sukses-bpjs-di-rs-swasta
RSI Jemursari Surabaya Tak Pernah Rugi dengan BPJS
Surabaya, HanTer - Ketua Yayasan RSI Surabaya (Yarsis) Prof Ir Mohammad Nuh DEA menjelaskan Dirut BPJS Kesehatan Dr dr Fachmi Idris MKes mengaku bangga ada RS swasta seperti RSI Surabaya yang bermitra dengan BPJS sejak masih Askes.
"Kami (RSI Surabaya) sebagai RS swasta tidak pernah rugi dengan BPJS, meski trend BPJS kami terus meningkat hingga 63 persen pada Januari 2015," katanya seperti dilansir Antara, Minggu (8/2).
Selengkapnya di:
http://www.harianterbit.com/m/daerah/read/2015/02/08/18969/81/20/RSI-Jemursari-Surabaya-Tak-Pernah-Rugi-dengan-BPJS
Bermitra dengan BPJS, Dua RS Swasta Ini Berekspansi
"Manajemen berbasis pelayanan publik itu mengacu pada komitmen dokter, kebersamaan dalam perencanaan obat dan kebutuhan lainnya, serta kendali mutu. Yang jelas, kualitas pelayanan tidak rendah, meski kami melayani masyarakat yang dicap rendahan. Di RSI Surabaya, pasien BPJS bukan pasien kelas dua, sehingga kualitas pelayanan tetap berkualitas, meski menggunakan BPJS," kata Direktur RSI Jemursari, Prof Rochmat Romdloni mengatakan, Mengantisipasi pertambahan jumlah pasien itu, kata Nuh, RSI Ahmad Yani akan dibangun berbentuk L menjadi lima dan sembilan lantai pada 2015.
"Itu membuktikan, BPJS bermanfaat bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, sekaligus tidak merugikan RS, karena kami menerapkan manajemen berbasis pelayanan publik. Banyak RS swasta lain ingin belajar BPJS. Kalau manajemen berbasis bisnis akan rugi, tapi manajemen berbasis pelayanan justru surplus, lalu kami lakukan re-investasi," kata Nuh.
Selengkapnya di:
http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&catid=23&nid=1847
Biasanya hal ini tidak masalah untuk RS pemerintah. Tapi untuk RS swasta, mungkin bisa jadi masalah. Sistem sekarang yang menyamakan tarif INA CBGs untuk RS pemerintah maupun swasta memang rentan masalah. RS swasta bisa bekerja sama dengan BPJS, tapi "setengah hati", artinya masih menarik biaya tambahan dari pasien.
Tapi ternyata ada juga beberapa kisah sukses RS swasta yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Berikut beberapa kutipan beritanya.
Rochmad Romdoni dan kisah sukses BPJS di RS swasta
Jakarta (ANTARA News) - Boleh saja alergi pada BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan, tetapi sembrono jika menyimpulkannya membuat rumah sakit menurunkan kualitas layanan atau merusakkan keseimbangan bisnis rumah sakit.
"Jika manajemennya kreatif, BPJS malah menghidupkan bisnis rumah sakit," kata Prof. DR. Dr. Rochmad Romdoni, Sp PD. Sp JP (K), Direktur Utama Rumah Sakit Islam Jemursari, Surabaya, kepada ANTARA News pertengahan Agustus lalu.
Selengkapnya di:
http://www.antaranews.com/berita/516545/rochmad-romdoni-dan-kisah-sukses-bpjs-di-rs-swasta
RSI Jemursari Surabaya Tak Pernah Rugi dengan BPJS
Surabaya, HanTer - Ketua Yayasan RSI Surabaya (Yarsis) Prof Ir Mohammad Nuh DEA menjelaskan Dirut BPJS Kesehatan Dr dr Fachmi Idris MKes mengaku bangga ada RS swasta seperti RSI Surabaya yang bermitra dengan BPJS sejak masih Askes.
"Kami (RSI Surabaya) sebagai RS swasta tidak pernah rugi dengan BPJS, meski trend BPJS kami terus meningkat hingga 63 persen pada Januari 2015," katanya seperti dilansir Antara, Minggu (8/2).
Selengkapnya di:
http://www.harianterbit.com/m/daerah/read/2015/02/08/18969/81/20/RSI-Jemursari-Surabaya-Tak-Pernah-Rugi-dengan-BPJS
Ilustrasi rumah sakit rujukan BPJS |
Bermitra dengan BPJS, Dua RS Swasta Ini Berekspansi
"Manajemen berbasis pelayanan publik itu mengacu pada komitmen dokter, kebersamaan dalam perencanaan obat dan kebutuhan lainnya, serta kendali mutu. Yang jelas, kualitas pelayanan tidak rendah, meski kami melayani masyarakat yang dicap rendahan. Di RSI Surabaya, pasien BPJS bukan pasien kelas dua, sehingga kualitas pelayanan tetap berkualitas, meski menggunakan BPJS," kata Direktur RSI Jemursari, Prof Rochmat Romdloni mengatakan, Mengantisipasi pertambahan jumlah pasien itu, kata Nuh, RSI Ahmad Yani akan dibangun berbentuk L menjadi lima dan sembilan lantai pada 2015.
"Itu membuktikan, BPJS bermanfaat bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, sekaligus tidak merugikan RS, karena kami menerapkan manajemen berbasis pelayanan publik. Banyak RS swasta lain ingin belajar BPJS. Kalau manajemen berbasis bisnis akan rugi, tapi manajemen berbasis pelayanan justru surplus, lalu kami lakukan re-investasi," kata Nuh.
Selengkapnya di:
http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&catid=23&nid=1847
Posting Komentar untuk "Kisah Sukses BPJS Kesehatan Di RS Swasta"